TUGAS KESEHATAN MENTAL MINGGU ke 2
“TEORI KEPRIBADIAN SEHAT''
http://baak.gunadarma.ac.id/
NAMA :
YOLANDA EKA PUTRI
NPM : 1C514447
KELAS :2pa06
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS
GUNADARMA
A.
Aliran
Psikoanalisis : memahami dan menjelaskan pandangan aliran Psikoanalisa dalam
tentang kepribadian sehat
Sigmund Freud (1856-1939) merupakan pendiri
psikoanalisis. Menurut Freud pikiran-pikiran yang direpres atau ditekan,
merupakan sumber perilaku yang tidak normal atau menyimpang.Sumbangan terbesar
Freud pada teori kepribadian adalah eksplorasinya ke dalam dunia tidak sadar
dan keyakinannya bahwa manusia termotivasi oleh dorongan-dorongan utama yang
belum atau tidak mereka sadari. Bagi Freud, kehidupan mental terbagi menjadi
dua tingkat, alam tidak sadar dan alam sadar.
Alam tidak sadar terbagi menjadi dua tingkat, alam tidak sadar dan alam bawah sadar.
Dalam
psikologi Freudian, ketiga tingkat kehidupan mental ini dipahami, baik sebagai
proses maupun lokasi. Tentu saja, keberadaan lokasi dari ketiga tingkat
tersebut bersifat hipotesis dan tidak nyata ada di dalam tubuh. Sekalipun
demikian, ketika membahas alam tidak sadar, Freud melihatnya sebagai suatu alam
tidak sadar sekaligus proses terjadi tanpa disadari.
Alam Tidak Sadar
Alam tidak
sadar (unconscious) menjadi tempat bagi segala dorongan, desakan maupun
insting yang tak kita sadari tetapi ternyata mendorong perkataan, perasaan dan
tindakan kita. Sekalipun kita sadar akan perilaku kita yang nyata, sering kali
kita tidak menyadari proses mental yang ada dibalik perilaku tersebut. Misalnya
seorang pria bisa saja mengetahui bahwa ia tertarik pada seorang wanita tetapi
tidak benar-benar memahami alasan dibalik ketertarikannya, yang bisa saja
bersifat tidak rasional.
Dorongan
tidak sadar ini muncul di alam bawah sadar setelah menjalani transformasi
tertentu. Contohnya, seseorang dapat mengekspresikan dorongan erotis atau
keinginan untuk melukai orang lain dengan cara menggoga atau mengolok-olok
orang lain. Dorongan sejati (seks atau agresi) menjadi terselubung dan
tersembunyi dari alam sadar kedua orang tersebut. Akan tetapi, alam tidak sadar
orang kedua secara langsung. Keduanya dapat memuaskan dorongan seksual maupun
agresif, tetapi tak satupun di antara mereka menyadari motif di balik godaan
atau olok-olok tersebut. Dengan cara inilah, alam tidak sadar seseorang bisa
berkomunikasi dengan alam tidak sadar dari orang lain, keduanya sama-sama tidak
sadar akan proses tersebut.
Teori kepribadian dengan pendekatan psikodinamika
sangat dipengaruhi oleh Sigmund Freud (1856-1939) yaitu Bapak Psikoanalisa yang
sangat terkenal. Aliran ini melihat dari sisi negatif individu, masa lalu,
analisis mimpi (jalan istimewa menuju ketidaksadaran), dan juga alam bawah
sadar, yang tersusun dari 3 sistem pokok yaitu Id, Ego, dan Superego.
a) Id
Id
merupakan system kepribadian yang asli dan merupakan sumber energi utama bagi
hidup manusia. Id merupakan rahim tempat ego dan superego berkembang. Freud
menyebut id “kenyataan psikis yang sebenarnya”, karena id mempresentasikan
dunia batin pengalaman subjektif dan tidak mengenal kenyataan objektif. Id
terdiri dari dorongan-dorongan biologis dasar seperti kebutuhan makan, minum,
seks, dan agresifitas.
Dalam
Id terdapat dua jenis energi yang saling bertentangan dan sangat mempengaruhi
kehidupan individu, yaitu insting kehidupan dan insting mati. Dorongan-dorongan
dalam Id selalu ingin dipuaskan, dan dalam pemuasannya Id selalu berupaya
menghindari pengalaman-pengalaman yang tidak menyenangkan (prinsip kesenangan
atau Pleasure Principle).
b) Ego
Ego
merupakan energi yang mendorong untuk mengikuti prinsip kenyataan. Ego
menjalankan fungsi pengendalian agar upaya pemuasan dorongan Id itu realistis
atau sesuai dengan kenyataan. Misalnya orang yang lapar harus mencari,
menemukan, dan memakan makanan sampai tegangan karena merasa lapar dapat
dihilangkan.
c) Superego
Sistem
kepribadian ketiga dan yang terakhir dikembangkan adalah superego. Superego
adalah gambaran kesadaran akan nilai-nilai dan moral masyarakat yang ditanamkan
oleh adapt istiadat, agama, orangtua, guru, dan orang lain kepada anak. Karena
itu pada dasrnya superego adalah hati nurani seseorang yang menilai benar atau
salahnya tindakan seseorang. Itu berarti superego mewakili nilai-nilai ideal
dan selalu berorientasi pada kesempurnaan.
Aktivitas mental individu dalam beberapa tingkatan
berdasarkan sejauh mana individu menyadari gejala-gejala psikis yang timbul
menurut Freud yaitu sebagai berikut :
a) Tingkat Sadar atau Kesadaran (Conscious
level)
Pada
tingkat ini aktivitas mental dapat disadari setiap saat seperti berpikir,
persepsi, dan lain-lain.
b) Tingkat Prasadar (Preconscious
level)
Pada
tingkat ini aktivitas mental dan gejala-gejala psikis yang timbul bias disadari
hanya apabila individu memperhatikannya, misalnya memori,
pengetahuan-pengetahuan yang telah dipelajari, dan lain-lain.
c) Tingkat Tidak Disadari (Unconscious
level)
Pada
tingkat ini aktivitas mental dan gejala-gejala psikis tidak disadari oleh
individu. Gejala-gejala ini muncul misalnya dalam dorongan-dorongan immoral,
pengalaman-pengalaman yang memalukan, harapan-harapan yang irasional,
dorongan-dorongan seksual yang tidak sesuai dengan norma masyarakat, dan
lain-lain.
Tingkat
tidak disadari inilah yang merupakan objek studi psikoanalisa. Dikatakan Freud
pada tahun 1942 : “Tujuan utama psikoanalisa sebenarnya tidak lebih dari
mencapai dan dapat mengungkap kehidupan mental yang tidak disadari”. Teori
Freud sendiri kemudian banyak mengalami perkembangan baik oleh dirinya sendiri
maupun oleh para pengikutnya seperti : Alfred Adler, Karen Horney, Erick Fromm,
dan lain-lain.
Perubahan
penting yang dilakukannya sendiri adalh konsep libido. Awlanya libido dianggap
berasal dari dorongan seksual semata, tetapi akhirnya Freud berpendapat bahwa
libido merupakn dorongan kehidupan yang jauh lebih luas daripada dorongan
seksual semata. Karen Horney dan Erick Fromm menekankan pentingnya pengaruh
lingkungan social terhadap perkembangan kepribadian individu.
Jadi
dapat disimpulkan bahwa menurut aliran psikoanalisa manusia bersifat terbatas,
yaitu mengabaikan potensi-potensi yang dimiliki manusia. Manusia dilihat dari
sisi sakit, yaitu bahwa kodrat manusia bersifat negatif (neurotics dan psikotis),
dan juga kodrat manusia digambarkan pesimistis, yaitu manusia adalah korban
dari tekanan-tekanan biologis dan juga konflik-konflik pada masa kanak-kanak.
Kepribadian Sehat Psikoanalisa
1) Pada alam pikiran tidak sadar dan
kreativitas sebagai kompensasi untuk masa anak-anak yang traumatis.
2) Individu bersifat egois, tidak
bermoral, dan tidak mau tahu kenyataan.
3) Manusia sebagai homo-valens
dengan berbagai dorongan dan keinginan.
4) Motif-motif dan konflik tak
sadar adalah sentral dalam tingkah laku sekarang.
5) Manusia didorong oleh dorongan
seksual agresif.
6) Perkembangan dini penting karena
masalah-masalah kepribadian berakar pada konflik-konflik masa kanak-kanak yang
direpresi
B.
Aliran
Behavioristik : memahami dan menjelaskan pandangan aliran Behavioristik dalam
tentang kepribadian sehat
Teori belajar behavioristik adalah
sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner tentang
perubahan tingkah laku sebagai hasil daripengalaman.
Teori ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi
belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktik pendidikan danpembelajaran yang
dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya
perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.
Teori behavioristik dengan model hubungan
stimulus-responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif.
Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau
pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan
penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman.
Behaviorisme
juga disebut psikologi S – R (stimulus dan respon). Behaviorisme menolak bahwa
pikiran merupakan subjek psikologi dan bersikeras bahwa psokologi memiliki
batas pada studi tentang perilaku dari kegiatan-kegiatan manusia dan binatang
yang dapat diamati. Teori Behaviorisme sendiri pertama kali diperkenalkan oleh
John B. Watson (1879-1958)
Aliran behaviorisme mempunyai 3 ciri penting:
Aliran behaviorisme mempunyai 3 ciri penting:
1.
Menekankan pada respon-respon yang dikondisikan sebagai elemen dari perilaku
2. Menekankan pada perilaku yang dipelajari dari pada perilaku yang tidak dipelajari. Behaviorisme menolak kecenderungan pada perilaku yang bersifat bawaan.
3. Memfokuskan pada perilaku binatang. Menurutnya, tidak ada perbedaan alami antara perilaku manusia dan perilaku binatang. Kita dapat belajar banyak tentang perilaku kita sendiri dari studi tentang apa yang dilakukan binatang.
Menurut penganut aliran ini perilaku selalu dimulai dengan adanya rangsangan yaitu berupa stimulus dan diikuti oleh suatu reaksi beupa respons terhadap rangsangan itu.
Jadi menurut Behaviorisme manusia dianggap memberikan respons secara pasif terhadap stimulus-stimulus dari luar. Kepribadian manusia sebagai suatu sistem yang bertingkah laku menurut cara yang sesuai peraturannya dan menganggap manusia tidak memiliki sikap diri sendiri.
Kepribadian yang sehat menurut behavioristik:
2. Menekankan pada perilaku yang dipelajari dari pada perilaku yang tidak dipelajari. Behaviorisme menolak kecenderungan pada perilaku yang bersifat bawaan.
3. Memfokuskan pada perilaku binatang. Menurutnya, tidak ada perbedaan alami antara perilaku manusia dan perilaku binatang. Kita dapat belajar banyak tentang perilaku kita sendiri dari studi tentang apa yang dilakukan binatang.
Menurut penganut aliran ini perilaku selalu dimulai dengan adanya rangsangan yaitu berupa stimulus dan diikuti oleh suatu reaksi beupa respons terhadap rangsangan itu.
Jadi menurut Behaviorisme manusia dianggap memberikan respons secara pasif terhadap stimulus-stimulus dari luar. Kepribadian manusia sebagai suatu sistem yang bertingkah laku menurut cara yang sesuai peraturannya dan menganggap manusia tidak memiliki sikap diri sendiri.
Kepribadian yang sehat menurut behavioristik:
1.
Memberikan respon terhadap faktor dari luar seperti orang lain dan
lingkungannya
2. Bersifat sistematis dan bertindak dengan dipengaruhi oleh pengalaman
3. Sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal, karena manusia tidak memiliki sikap dengan bawaan sendiri
4.Menekankan pada tingkah laku yang dapat diamati dan menggunakan metode yang obyektif
2. Bersifat sistematis dan bertindak dengan dipengaruhi oleh pengalaman
3. Sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal, karena manusia tidak memiliki sikap dengan bawaan sendiri
4.Menekankan pada tingkah laku yang dapat diamati dan menggunakan metode yang obyektif
Kepribadian Sehat Menurut Aliran Humanistik
Aliran ini berkembang pada tahun 1950. Humanistik
merasa tidak puas dengan behaviori maupun dengan aliran psikoanalisis. Aliran
humanistik ini mengarahkan perhatiannya pada humanisasi yang menekankan
keunikan manusia. Psikologi Humanistik manusia adalah makhluk kreatif,yang di
kendalikan oleh nilai-nilai dan pada pilihan-pilihan sendiri bukan pada
kekuatan-kekuatan ketidaksadaran.
Kepribadian yang sehat menurut
humanistik, perilaku yang mengarah pada aktualisasi diri:
1) Menjalani hidup seperti seorang anak, dengan penyerapan dan konsentrasi sepenuhnya.
2) Mencoba hal-hal baru ketimbang bertahan pada cara-cara yang aman dan tidak berbahaya.
3) Lebih memperhatikan perasaan diri dalam mengevaluasi pengalaman ketimbang suara tradisi, otoritas, atau mayoritas.
4) Jujur ; menghindari kepura-puraan dalam “bersandiwara”.
5) Siap menjadi orang yang tidak popular bila mempunyai pandangan sebagian besar orang.
6) Memikul tanggung jawab.
7) Bekerja keras untuk apa saja yang ingin dilakukan.
8) Mencoba mengidentifikasi pertahanan diri dan memiliki keberanian untuk menghentikannya.
1) Menjalani hidup seperti seorang anak, dengan penyerapan dan konsentrasi sepenuhnya.
2) Mencoba hal-hal baru ketimbang bertahan pada cara-cara yang aman dan tidak berbahaya.
3) Lebih memperhatikan perasaan diri dalam mengevaluasi pengalaman ketimbang suara tradisi, otoritas, atau mayoritas.
4) Jujur ; menghindari kepura-puraan dalam “bersandiwara”.
5) Siap menjadi orang yang tidak popular bila mempunyai pandangan sebagian besar orang.
6) Memikul tanggung jawab.
7) Bekerja keras untuk apa saja yang ingin dilakukan.
8) Mencoba mengidentifikasi pertahanan diri dan memiliki keberanian untuk menghentikannya.
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar