TUGAS KESEHATAN MENTAL MINGGU ke 13
“PEKERJAAN DAN WAKTU LUANG''
http://baak.gunadarma.ac.id/
NAMA: YOLANDA EKA PUTRI
KELAS: 2pa06
NPM: 1C514447
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GUNADARMA
A. Penyesuaian diri dalam pekerjaan
Dari segi pandangan psikologi, penyesuaian diri memiliki
banyak arti seperti pemuasan kebutuhan, ketrampilan dalam menangani frustasi
atau konflik, ketenangan pikiran atau jiwa, atau bahkan pembentukan
simtonsimton. (Yustinus Semiun, 2006:36).
Penyesuaian diri adalah cara
individu atau khusus organisasi dalam bereaksi terhadap tuntutan-tuntutan dari
dalam atau situasi-situasi dari luar (Yustinus Semiun, 2006:37). Menurut
Musthafa Fahmy, (1982:14), penyesuaian diri dalam lingkungan kerja adalah
proses dinamika yang bertujuan untuk mengubah perilaku hidup agar terjadi
hubungan yang lebih sesuai antara dirinya dan lingkungan kerja. Berdasarkan
pengertian tersebut dapatlah kita memberikan batasan kepada fakta tersebut
dengan kemampuan untuk membuat hubungan-hubungan yang menyenangkan antara
manusia dan lingkungannya.
Dari pengertian diatas dapat
disimpulkan bahwa penyesuaian diri dalam lingkungan kerja adalah suatu cara
individu dalam bereaksi terhadap tuntutan atau situasi dari dalam maupun dari
luar agar lebih sesuai dengan dirinya dan lingkungan kerja. Penyesuaian diri
adalah relatif karena tidak ada orang yang dapat menyesuaikan diri secara
sempurna. Penyesuaian diri itu harus dinilai berdasarkan kapasitas individu
untuk mengubah dan menanggulangi tuntutan yang dihadapi dan kapasitas ini
berbeda-beda menurut kepribadian dan tingkat perkembangan.
Orang yang dapat menyesuaikan
diri dengan baik adalah orang yang memiliki respon-respon yang matang, efisien,
memuaskan, dan sehat. Sebaliknya, orang yang neurotik adalah orang yang sangat
tidak efisienefisien dan tidak pernah menangani tugas-tugas secara lengkap
(Yustinus Semiun, 2006:37).
Singkatnya, meskipun memiliki
kekurangan-kekurangan kepribadian, orang yang dapat menyesuaikan diri dengan
baik dapat bereaksi secara efektif terhadap situasi-situasi yang berbeda, dapat
memecahkan konflikkonflik, frustasi-frustasi dan masalah-masalah tanpa
menggunakan tingkah laku simtomatik.
Kriteria penyesuaian diri yang
baik adalah pengendalian diri sendiri yang berarti orang mengatur
implus-implus, pikiran-pikiran, kebiasaankebiasaan, emosi-emosi dan tingkah
laku berkaitan dengan prinsip-prinsip yang dikenakan pada diri sendiri atau
tuntutan-tuntutan yang dikenakan oleh masyarakat (Yustinus Semiun, 2006:42).Penyesuaian
diri yang baik juga mengandung suatu tingkat pengusaan, yaitu kemampuan untuk
merencanakan dan mengatur respon-respon pribadi sedemikian rupa sehingga
konflik-konflik, kesulitan-kesulitan, dan frustasi-frustasi akan hilang dengan
munculnya tingkah laku yang efisien atau yang menguasai. Istilah tersebut
meliputi menguasai diri sendiri sehingga dorongan-dorongan, emosi–emosi, dan
kebiasaan–kebiasaan dapat dikendalikan, juga berarti menguasai lingkungan yaitu
kemampuan untuk menangani kenyataan secara sehat dan adekuat dan menggunakan
lingkungan orang-orang dan peristiwa-peristiwa dalam cara yang menyebabkan
individu dapat menyesuaiakan diri. Seperti dikatakan oleh seorang penulis,
apabila kebutuhan untuk menguasai adalah sama sekali atau untuk sebagian
terbesar gagal dalam jangka waktu yang lama, maka individu pasti tidak dapat
menyesuaiakan diri. (Yustinus Semiun, 2006:35-36).
B. Waktu luang
Definisi Waktu Luang
Dalam bahasa Inggris waktu luang dikenal dengan sebutan leisure. Kata leisure
sendiri berasal dari bahasa Latin yaitu licere yang berarti diizinkan (To be
Permited) atau menjadi bebas (To be Free). Kata lain dari leisure adalah loisir
yang berasal dari bahasa Perancis yang artinya waktu
luang (Free Time), George Torkildsen (Januarius Anggoa, 2011).
Berdasarkan teori dari George
Torkildsen dalam bukunya yang berjudul leisure and recreation management
(Januarius Anggoa, 2011) definisi berkaitan dengan leisure antara lain:
a) Waktu luang sebagai waktu
(leisure as time)
Waktu luang digambarkan sebagai waktu senggang setelah segala kebutuhan yang mudah telah dilakukan. Yang mana ada waktu lebih yang dimiliki untuk melakukan segala hal sesuai dengan keinginan yang bersifat positif. Pernyataan ini didukung oleh Brightbill yang beranggapan bahwa waktu luang erat kaitannya dengan kaitannya dengan kategori discretionary time, yaitu waktu yang digunakan menurut pemilihan dan penilaian kita sendiri.
Waktu luang digambarkan sebagai waktu senggang setelah segala kebutuhan yang mudah telah dilakukan. Yang mana ada waktu lebih yang dimiliki untuk melakukan segala hal sesuai dengan keinginan yang bersifat positif. Pernyataan ini didukung oleh Brightbill yang beranggapan bahwa waktu luang erat kaitannya dengan kaitannya dengan kategori discretionary time, yaitu waktu yang digunakan menurut pemilihan dan penilaian kita sendiri.
b) Waktu luang sebagai aktivitas (leisure as
activity)
Waktu luang terbentuk dari segala kegiatan bersifat mengajar dan
menghibur pernyataan ini didasarkan pada pengakuan dari pihak The International
Group of the Social Science of Leisure, menyatakan bahwa:
“ waktu luang berisikan berbagai macam kegiatan yang mana seseorang akan
mengikuti keinginannya sendiri baik untuk beristirahat, menghibur diri sendiri,
menambah pengetahuan atau mengembangkan keterampilannya secara objektif atau
untuk meningkatkan keikutsertaan
dalam bermasyarakat.”
c) Waktu luang sebagai
suasana hati atau mental yang positif (leisure as an end in itself or a state
of being)
Pieper beranggapan bahwa:“Waktu luang harus dimengerti sebagai hal yang berhubungan dengan kejiwaan dan sikap yang berhubungan dengan hal-hal keagamaan, hal ini bukan dikarenakan oleh faktor-faktor yang datang dari luar. Hal ini juga bukan merupakan hasil dari waktu senggang, liburan, akhir pekan, atau liburan panjang.
Pieper beranggapan bahwa:“Waktu luang harus dimengerti sebagai hal yang berhubungan dengan kejiwaan dan sikap yang berhubungan dengan hal-hal keagamaan, hal ini bukan dikarenakan oleh faktor-faktor yang datang dari luar. Hal ini juga bukan merupakan hasil dari waktu senggang, liburan, akhir pekan, atau liburan panjang.
d) Waktu luang sebagai sesuatu yang memiliki arti
luas (leisure as an all embracing)
Menurut Dumadezirer, waktu luang adalah relaksasi, hiburan, dan pengembangan
diri. Dalam ketiga aspek tersebut, mereka akan menemukan kesembuhan dari rasa
lelah, pelepasan dari rasa bosan, dan kebebasan dari hal-hal yang bersifat
menghasilkan. Dengan kata lain, waktu luang merupakan ekspresi dari seluruh aspirasi
manusia dalam mencari kebahagiaan, berhubungan dengan tugas baru, etnik baru,
kebijakan baru, dan kebudayaan baru.
kebudayaan baru.
e) Waktu luang sebagai suatu
cara untuk hidup (leisure as a way of living)
Seperti yang dijelaskan oleh Goodale dan Godbye dalam buku The Evolution Of Leisure: “Waktu luang adalah suatu kehidupan yang bebas dari tekanan-tekanan yang berasal dari luar kebudayaan seseorang dan lingkungannya sehingga mampu untuk bertindak sesuai rasa kasih yang tak terelakkan yang bersifat menyenangkan, pantas, dan menyediakan sebuah dasar keyakinan”.
Seperti yang dijelaskan oleh Goodale dan Godbye dalam buku The Evolution Of Leisure: “Waktu luang adalah suatu kehidupan yang bebas dari tekanan-tekanan yang berasal dari luar kebudayaan seseorang dan lingkungannya sehingga mampu untuk bertindak sesuai rasa kasih yang tak terelakkan yang bersifat menyenangkan, pantas, dan menyediakan sebuah dasar keyakinan”.
Hal senada juga diungkapkan oleh Soetarlinah Sukadji
(Triatmoko, 2007) yang melihat arti istilah waktu luang dari 3 dimensi, yaitu:
a. Dilihat dari dimensi waktu, waktu luang dilihat
sebagai waktu yang tidak digunakan untuk bekerja mencari nafkah, melaksanakan
kewajiban, dan mempertahankan hidup.
b. Dari segi cara pengisian, waktu luang adalah waktu yang dapat diisi
dengan kegiatan pilihan sendiri atau waktu yang digunakan dan dimanfaatkan
sesuka hati.
c. Dari sisi fungsi, waktu luang adalah waktu yang dimanfaatkan sebagai
sarana mengembangkan potensi, meningkatkan mutu pribadi, kegiatan terapeutik
bagi yang mengalami gangguan emosi, sebagai selingan hiburan, sarana rekreasi,
sebagai kompensasi pekerjaan yang kurang menyenangkan, atau sebagai kegiatan
menghindari sesuatu.
Dengan banyaknya definisi waktu luang, dapat disimpulkan
bahwa waktu luang adalah waktu yang mempunyai posisi bebas penggunaannya dan 13
waktu tersebut berada diluar kegiatan rutin sehari-hari sehingga dapat
dimanfaatkan secara positif guna meningkatkan produktifitas hidup yang efektif
dan pengisian waktu luang dapat diisi dengan berbagai macam kegiatan yang mana
seseorang akan mengikuti keinginannya sendiri baik untuk beristirahat,
menghibur diri sendiri, menambah pengetahuan atau mengembangkan keterampilannya
secara objektif.
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar