Internet digunakan sebagai media untuk memperoleh
informasi dengan cepat dan mudah. Namun, salah satu sorotan dari penyalah
gunaan internet belakangan ini ialah adanya kecanduan internet. Kecanduan
internet atau internet addiction disorders merupakan ketidak mampuan
individu untuk mengontrol penggunaan internetnya yang dapat menyebabkan
terjadinya masalah psikologis, sosial, dan pekerjaan pada kehidupan individu. Saat ini, internet mungkin telah masuk dalam list kebutuhan
pokok dalam sudut pandang banyak orang di sunia. Internet semakin meyebar luas
hingga masuk ke daerah pelosok. Pentingnya internet mungkin sudah setara dengan
kebutuhan beras di Indonesia, bahkan ada orang-orang yang lebih memilih beselancar
di dunia maya, dibandingkan makan nasi. Kini seluruh akses komunikasi dapat di
akses dengan menggunakan internet. Dari perpesanan, telfon, interaksi tatap
muka, hingga dunia virtual, dapat di jangkau segenggam tangan dengan
menggunakan ponsel.
Di Indonesia sendiri belum terdapat data mengenai
angka kecanduan internet, namun menurut Internet World Stats, Indonesia
menduduki peringkat 8 dari 20 negara pengguna internet terbanyak di dunia tahun
2012. Data juga menunjukan bahwa kota-kota besar seperti Jakarta dan
sekitarnya, Surabaya, Medan, Bandung, Palembang, Makassar, dan Semarang
mendominasi pemakaian kecanduan internet ini yang rata-rata pecandu berusia
15-18 tahun dan mereka ialah pengguna laki-laki. Laki-laki jauh lebih menjadi
pecandu dari pada perempuan dikarnakan laki-laki lebih ahli pada program
komputer. Kecanduan internet ini berhubungan erat dengan kepribadian.
Kepribadian merupakan sesuatu yang sangat rumit dan kompleks, sehingga tidak
mudah dalam mendefinisikannya. Jung membedakan kepribadian menjadi introvert
dan ekstrovert, introvert yakni seseorang yang lebih mementingkan dunia
internal pikiran, perasaan, fantasi, dan mimpi mereka, sedangkan ekstrovert
lebih mementingkan dunia eksternal yang terdiri atas segala benda, orang lain,
dan aktivitas-aktivitas luar.
Pada orang yang mengalami kepribadian introvert
akan lebih berorientasi pada stimulus internal, yaitu memeperhatikan pikiran,
suasana hati, dan reaksi-reaksi yang terjadi dalam diri mereka. Hal ini membuat
individu yang tergolong introvert cenderung menjadi pemalu, memiliki kontrol
diri yang kuat, tampak pendiam, dan memiliki keterpakuan terhadap hal-hal yang
terjadi dalam diri mereka. Untuk itu seseorang yang introvert mencari teman di
dunia maya untuk bersosialisasi. Internet menyediakan forum diskusi
berkomunikasi face to face dengan lawan biacaranya sehingga menghilangkan rasa
canggung seseorang yang introvert. Mereka yang memiliki kepribadian ini lebih
suka berdiam duduk berjam-jam di depan computer daripada menyesuaikan diri di
dunia nyata. Proses kecanduan internet juga melibatkan mekanisme proses
biokimiawi seperti halnya dengan kecanduan zat, yaitu terjadi disfungsi pada
system neurotransmitter dopamin. Seseorang yang introvert sensitive
terhadap neurotransmitter dopamine, pengeluaran dopamine dari celah
sinaps yang memberikan respon psikologis yaitu rasa nyaman terhadap tubuh
sehingga dapat menurunkan rasa lelah mereka terhadap rangsangan dari luar. Faktor
lain yang dapat dijadikan predictor dalam mengukur kecanduan internet
diantaranya ialah control diri, kesepian, dan kecemasan sosial.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar