MAKALAH
“Perbandingan Kreatifitas Anak Laki-Laki dan Perempuan pada Usia 13-15 Tahun”
NAMA:
Choirunnisa (12514368)
Dewi Yulianty H (12514895)
Lisnur Holisoh Putri (16514119)
Yolanda Eka Putri (1C514447)
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GUNADARMA
KELAS
1PA03
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah dari mata kuliah ‘’Peng. Kreatifitas & Keberbakat’’ yang berjudul “Perbandingan Kreatifitas Anak Laki-Laki dan Perempuan pada Usia 13-15 Tahun” yang menurut kami dapat memberikan manfaat yang besar.
Tak lupa, kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ira Puspita, selaku pembimbing kami dalam pembelajaran mata kuliah ‘’Peng. Kreatifitas & Keberbakat’’, juga kepada semua teman-teman yang telah memberikan dukungan kepada kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Besar harapan kami agar penyusunan makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua dan menjadi tambahan informasi mengenai “Perbandingan Kreatifitas Anak Laki-Laki dan Perempuan pada Usia 13-15 Tahun” bagi para pembaca.
Kami menyadari jika dalam menyusun makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami sangat menerima kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca guna kesempurnaan makalah ini. Demikian makalah ini kami susun, apabila ada kata-kata yang kurang berkenan dan terdpat banyak kekurangann, kami mohon maaf maaf kepada para pembaca. Semoga makalah ini bermanfaat. Aamiin Allahumma Aamiin.
Depok, 17 Mei 2015
Penyusun
I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I LATAR BELAKANG…………………………………………………....1
BAB II DASAR TEORI……………………………………………………….....1
BAB III PENGAMBILAN DATA .......................................................................17
BAB IV HASIL......................................................................................................18
BAB V KESIMPULAN.........................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA 20
LAMPIRAN ...........................................................................................................21
BAB I Latar belakang
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kreativitas anak melalui menggambar bebas di kalangan anak laki-laki dan perempuan usia 13-15 tahun. Untuk mengetahui upaya dalam mengembangkan kemampuan motorik halus anak. Data tentang mengembangkan kreativitas anak diperoleh dengan menggunakan observasi. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah anak laki-laki dan perempuan yang berusia 13-15 tahun yang berjumlah 30 anak. Terdapat 4 tahapan yaitu : 1) perencanaan, 2) tindakan, 3) pengamatan. Teknik pengumpulan data melalui metode observasi, metode evaluasi, metode analisis data. Teknik analisis yang dipergunakan adalah reduksi data, paparan data dan kesimpulan. Hasil penelitian tentang peningkatan kemampuan motorik halus dalam memegang alat tulis melalui kegiatan menggambar dengan media kertas HVS dengan menggunakan pensil 2B dan pensil warna menunjukkan perkembangan motorik halus pada anak laki-laki dan perempuan pada usia 13- 15 tahun sangat baik untuk dalam kegiatan menggambar bebas.
BAB II Dasar teori
A. KREATIFITAS
- Pengertian Kreativitas
Secara konvensional Kreativitas di definiskan dengn pendekatan tiga P yaitu pendekatan pribadi yang kreatif , proses kreatif , dan produk kreatif (barron 1988 dalam Davis 1993: 39). Kemudian timbul pandangan baru yang menyatakan bahwa pendekatan press, juga penting untuk memahami Kreativitas (Isaksen 1987; Mooney 1963;Taylor 1988 dala Davis 1993:39). Keempat pendekatan tersebut saling berkaitan secara jelas. Produk kreatif merupakan hasil proses kreatif yang muncul dari seorang yang kreatif yang di dukung oleh lingkungan yang kondusif (press). Torrance (1988) menggambarkan hubungan proses kreatif, pribadi kreatif, produk kreatif dan press (pendorong) dengan kalimat : ‘‘saya memilih definisi proses kreatif sebagai tujuan penelitian ’’. ‘‘saya berfikir bila saya memilih proses kreatif sebagai fokus , saya kemudian bertanya , pribadi macam apa yang harus mendorong sehingga proses dapat berhasil , lingkungan macam apa yang memfasilitasinya dan produk macam apa yang akan di hasilkan dari operasi yang sukses dari kreativitas’’ (Torrance 1988;47 dlam davis 1993: 39)
Secara berturut-turut akan di jelaskan masing-masing pendekatan dari Kreativitas
- Pendekatan Pribadi Kreatif
Menurut Hulbeck (1945) pribadi kreatif di definisikan sebagai ‘‘creative action is an imposing of one’s own whole personality on the environment in unique and characteristic way’’ tindakan kreatif muncul dari keunikan kesluruhan kepribadian dalam interaksi dengan lingkungannya. (Hulbeck 1945 dalam Utami Munandar1980,1999:26).
Menurut Steinberg(1988) terdapat tiga segi dalam Kreatifitas (three-facet model of creativity ). Ia mengatakan Kreativitas adalah penemuan yang khas antara tiga atribut psikologis yaitu : intelegensi , gaya kognisi dan kepribadian atau motivasi.
Secara bersamaan tiga segi pikirn tersebut membantu memahami apa yang melatar belakangi individu yang kreatif (Steinberg 1988 dalam Davis 1993:40).
1). Intelegensi, adalah sesuatu yang menekankan pada kemampuan verbal,pemikiran yang lancar, pengetahuan, perumusan masalah, representasi mental, keterampilan membuat keputusan dan keseimbangan dan integrasi intelektual secara umum (steinberg 1988 dalam Davis 1993: 41-42)
2). Gaya kognisi , di dapat pada seseorang yang menunjukan kelonggaran dari keterkaitan pada aturan konvensi, suatu pilihan untuk membuat aturan sendiri dan mengerjakan sesuatu dengan caranya sendiri , kegemaran pada masalah yang tidak terstruktur, kesukaan menulis, membuat desain, mencipta terarik pada pekerjaan yang penuntut Kreativitas seperti ilmuan arti penanaman modal perbankanatau arsitek (Steinberg 1988a, 1991 dalam Davis 1993 : 42)
3). Dimensi kepribadian/motivasi, meliputi ciri-ciri kreatif:toleransi erhadap kebermaknaan ganda, kelenturan, dorongan untuk berprestasi dan mendapatkan pengakuan , keuletan dalam menghasapi rintangan , keinginan untuk mengembangkan kinerja yang kreatif , pengambilan resiko yang moderat (Steinberg 1988a, 1991 dalam Davis 1993:43 ).
- Pendekata Proses Kreatif
Torrance (1955,1988) Kreativitas di definisikan sebagai proses yang menyerupai langkah-langkah dalam metode ilmiah, yaitu:
- Memahami adanya kesulitan , masalah kesenjangan informasi,elemen yang hilang,sesuatu yang menyimpang (askew)
- Memperkirakan dan merumuskan hipotesis tentang perbedaan-perbedaan
- Menilai dan mengetes perkiraan dan hipotesis
- Memperbaiki dan dan mengetes kembali
- Mengkomunikasikan hasil (Torrance 1988:47 dalam Davis)
Definisi Torrance tersebut bersifat unik karena meliputi seluruh langkah
langkah kreatif mulai dari menemukan masalah sampa dengan menyampaikan hasil.
- Pendekatan Produk Kreatif
Definisi yang terfokus pada produk kreatif menekankan unsur orisinalitas, kebaruan,kebermaknaan. Definisi yang menekankan kebaruan atau hal-hal yang baru seperti dikemukakan (Baron,1969 dalam Davis 1993:47) sabagai berikut : ‘‘creativitymay be defined, quite simply, as the ability to bring something new into existence’’. ‘‘Kreativitas dapat didevinisikan secara sangat sederhana sebagai kemampuan enciptakan sesuatu yang baru’’. Definisi-definisi yang lain menekankan kebaruan adalah definisi Newell, Show & Simon. Sedang yang menekankan pada orisinalitas,misalnya pernyataan Mason (1960)sebagai berikut : ‘‘creativeteness in the best sense of word,requires two things: an original concept or ‘idea’, and a benefit to someone ’’. sedangkan definisi yang menekankan pada kebermaknaan di kemukakan oleh Heafele (1962) sebagai berikut : ‘‘kreativitas dapat di definisikan sebagai kemampuan membuat kombinasi baru yang bermakna sosial’’
- Pendekatan Pendorong Kreatif
Pendekatan yang keempat pada Kreativitas terfokus pada dorongan kreatif, sosial dan lingkungan psikologi. Ini berarti terdapat dua macam dorongan yaitu internal (dari diri sendiri) maupun dorongan eksternal (dari lingkungan sosial dan psikologis). Menurut Simpson dalam Vernon(1982 dalam Utami Munandar 1999:28)dorongan internal merupakan : inisiatif yang di manifestasikan dangan dorongan dari lingkungan,ada lingkungan yang tidak menghargai imajinasi atau fantasi dan menekan Kreatifitas dan inovasi. Kreativitas juga tidak akan berkembang dalam budaya yang terlalu menekan konformitas dan tradisi dan kurang terbuka terhadap perubahan atau perkembangan baru
Selain pendekata 4P terhadap kreativitas, terdapat pendekatan lain yaitu:
- Pendekatan kognisi, yang berpendapat bahwa seseorang dikatakan bertindak kreatif apabia ia mampu melakukan suatu pemecahan yang praktis dan inovatif terhadap suatu masalah
- Pendekatan kepribadian yang kreatif, para peneliti yang memandang kreativitas dari perspektif kepribadian mengidentifikasikan sejumlah atribut sebagai berikut:
- Pedekatan seorang kreatif memperlihatkan keinginan yang asli mngenai apa yang ingin ia lakukan
- Karena keinginan tersebut di atas, seorang yang kreatif bersedia menambah waktu dan energinya untuk mencapai tujuannya
- Seorang yang kreatif memiliki toleransi terhadap ambiguitasyang tinggi, maksudnya ia dapat hidupdenga sejumlah ketidaktentuan selama proses pemecahan masalah berlangsung
- Tertarik mendalami masalah-masalah yang komplek dan tertarik pada minat atau bidang-bidang yang luas
- Seorang yang kreatif sangat percaya pada dirinya sendiri tentang apa yang ia lakukan, dan bertindak sebagai individu yang bebas dan otonom
- Pendekatan lingkungan yang kreatif, prespektif psikologi sosial berusaha menjawab pertanyaan: ‘‘bagaimana lingkungan sosial mempengaruhi tingkah laku kreatif?’’Ambile seorang ahli psikologi sosial telah melakukan berbagai penelitian yang berkaitan dengan bidang ini dan ia menguraikan hasil penelitiannya dalam bukunya yang berjudul creativity in concent . Amabile mendefinisikan Kreativitas dengan menggunakan teknik penilaian secara konsensus. Amabile menyatakan suatu produk atau respon yang disebut kreatif apabila beberapa peneliti yang sesuai secara bebas menyetujui bahwa itu disebut kreatif prnrliti yang sesuai adalah para ahli dalam ranah dimana produk itu diciptakan,contohnya seniman dalam kompetisi melukis, arsitek dalam kompetisi disain dan penulis dalam kompetisi mengarang. Dengan menggunakan teknik penilaian konsensus terhadap kreativitas seperti tersebut di atas, amabile dan teman-teman telah melakuka berbagai studi empiris yang menekankan motivasi intrinsik, yang menyenangi apa yang sedang ia lakukan, dengan tingkah laku kreatif.
Peran penting dari motovasi intrinsik di gambarkan oleh amabila dalam model komponen kreativitas yang terdiri dari tiga komponen penting:
- Keterampilan dalam ranah yang relevan yang mengacu pada pengetahuan,keterampilan dan kemampuan yang berkaitan dengan ranah khusus dimana seorang yang kreatif tertarik.
- Keterampilan yang relevan dengan kreativitas yang mengacu pada kemampuan kognisi, seperti kemampuan berpikir divergen sebaik seperti ciri-ciri kepribadian seperti keterbukaan terhadap pengalaman kecondongan mengambil resiko, toleransi yang besar terhadap kebermaknaan ganda
- Motivasi intrinsik pada keinginan untuk melakuka suatu tugas yang masih di pertanyakan. Tanpa adanya motivasi intrinsik ini, ia akan menghadapi kesulitan untuk tetap pada jalurnya atau pendapatnya terutama dengan banyaknya hambatan yang ia hadapi, misalnya hadiah eksternal yang mempengaruhi untuk menginggalkan idenya
- Pendekatan sistem, ketiga pendekatan yang telah di uraikan di tas masih memerlukan adanya aspek kunci, karena Kreativitas tidak akan terjadi dalam keadaan sosial yang hampa. Sebaliknya justru terdapat hubungan yang erat antara seorang yang kreatif dengan dunia sosialnya, dimana ia dapat membentuk aktivitas kreatifnya. Menurut Csikszenmihalyi satu-satunya jawaban adalah bahwa kreativitas itu di temukan dalam sistem yang terdiri dari tiga bagian yang saling berkaitan , di tunjukan pada gambardi bawah ini.
Individu (person)
Ranah (domain) Bidang (field)
Bagian pertama adalah ranah (domain) yang terdiri dari sejumlah prosedurdan peraturan simbolis seperti Arsitektur dan Matematika. Bagian kedua adalah bidang (field) yang meliputi seluruh individu yang bertindak sebagai penjaga (gatekeeper) ranah ini, dimana tugas utamanya menentukan suatu ide atau produk baru masuk dalam ranah ini, dimana tugas utamanya menentukan suatu ide atau produk baru masuk dalam ranah atau tidak. Bagian ketiga adala individu (person) yaitu seseorang yan tertarik untuk menyusun kembali elemen-elemen yang konvensional ke dalam ranah yang sedang ia kerjakan dan meyakinkan bahwa bidang tersebut sangat penting dalam perubahan secara kreatif dalam ranah tersebut.
- Pendekatan Psiko-Biologis
Selain berbagau pendekatan yang telah di kemukakan terdahulu selanjutnya akan di uraikan pendekatan Psiko-Biologis. Yang dimaksud dengan pendekatan psiko-biologis kreativitas adalah pembahasan yang mencoba menjelaskan kreativitas dengan berdasarkan fungsi biologis organ tubuh manusia khususnya di otak.
Otak besar (cortex) terbagi atas dua belahan yang dihubungkan oleh sebuah bundelan serabut yang saling menghubungkan (interconnecting) yang di sebut sebagai corpus callosum.belahan kanan korteks berfungsi untuk mengontol tubuh bagian kiri, dan belahan kiri korteks mengontrol tubuh bagian kanan. Belahan kiri dan kanan otak menanggapi jenis pengalaman yang berbeda dan menanggapinya secara khas. Wittrock menyatakan bahwa kedua belahan otak boleh brbeda satu sama lain karena strategi pengkodean yang di gunakan dan bukan karena jenis informasi yang dikodekan. Menurut teori ini, belahan otak kiri bertanggung jawab bagi pemikiran linear , sequential, analytic dan rational. Sedang pemikiran-pemikiran metaphoric, spatial, holistic merupakan tanggung jawab belahan otak kanan.
Perlu diingat bahwa kedua belahan otak kanan dan kiri berfungsi saling melengkapi secara koorperatif dalam memproses informasi.
Sedangkan diktomi mental sebagai tercermin dalam uraian fungsi belahan otak kanan dan belahan otak kiri oleh Springer,S.P. dan Deutsch,G. Dideskripsikan sebagai berikut
Belahan otak kiri
|
Belahan otak kanan
|
|
Intuisi
Divergen
Emosional
Metaforik,intuitif
Non verbal
Vertikal
Abstrak
Impulsif
Bebas
Eksistensial
Multipel
Tanpa batas waktu
Sistesis,holistik
Implisit
Subjektif
Simultan
|
Tabel diktomi mental
Dari pandangan Wittrock dan pandangan Springer dan Deutch jelaslah bahwa kreativitas merupakan fungsi belahan otak kanan tercermin dari fungsi divergen, metaforik, intuitif, sintesis, holistik yang kesemua fungsi tersebut merupakan fungsi kreativitas.
3. Teori Kreativitas
Teori yang melandasi pengembangan kreativitas dapat di bedakan menjadi 3 yaitu:
- Teori psikoanalisis
Menurut teori ini pribadi kreatif di pandang sebagai seorang yang pernah mengalami traumatis, yang menghadapi dengan memunculkan gagasan-gagasan yang di sadari dan tidak disadari bercampur menjadi inovatif dari trauma. Teori psikoanalistis yang berkaitan dengan kreativitas ini dapat di bedakan menjadi tiga,yaitu:
- Teori freud
Menjelaskan bahwa proses kreatif timbul dari mekanisme pertahanan. Freud percaya bahwa meskipun kebanyakan mekanisme pertahanan menghambat tindakan kreatif, mekanisme sublimasi (yaitu suatu bentuk pertahanan dengan melakukan perbuatan-perbuatan mulia untuk menutup kegagalan-kegagalan yang di lekukan )justru merupakan penyebab utama timbulnya karya-karya kreatif. Misalnya kebutuhan seksual yang tidak dapat di penuhi (jadi merupakan kegagalan), maka terjadi sublimasi dan sublimasi ini merupakan awal imajinasi
Macam Mekanisme Pertahanan adalah:
- Represi
- Kompensasi
- Sublimasi
- Rasionalisasi
- Identifikasi
- Introjeksi
- Regresi
- Proyeksi
- Pembentukan reaksi
- Pemindahan
- kompartementalisasi
- Teori ernst kris
Menyatakan bahwa mekanisme pertahanan regresi sering memunculkan tindakan kreatif. Orang yang kreatif menurut teori ini adalah mereka yang paling mampu ‘memanggil’ bahan dari alam pikiran tidak sadar. Seseorang yang kreatif tidak mengalami ambatan untuk bisa ‘seperti anak’ dalam pikirannya. Mereka dapat mempertahankan ‘sikap bermain’mengenai masalah-masalh serius dalam kehidupan. Dengan demikian mereka mampu melihat masalah-masalah serius dalam kehidupan. Dengan demikian mereka mampu melihat masalah-masalah dengan cara yang segar dan inovatif, melakukan regresi demi bertahannya ego
- Teori carl jung
Carl jung percaya bahwa alam tidak sadar yang dalam hal ini ketidaksadaran kolektif (yang merupakan hasil pengalaman yang sangat berpengaruh dari nenek moyang , misalnya pengalaman traumatis akibat bencana alam , kelaparan, atau peperangan yang dahsyat atau berkepanjangan misalnya gempa dan tsunami di Aceh) memainkan peranan penting dalam permunculan kreativitas tingkat tinggi. Dari ketidaksadaran ini timbul penemuan , teori, seni dan karya-karya baru.
- Teori humanistik
teori ini melihat kreativitas sebagai hasil dari kesehatan psikologis tingkat tinggi. Teori humanistik meliputi:
- Teori Maslow , berpendapat bahwa manusia mampunyai naluri-naluri dasar yang menjadi nyata sbagai kebutuhan. Kebutuhan tersebut meliputi :
- Kebutuhan fisik/biologis
- Kebutuhan rasa aman
- Kebutuhan cinta dan rasa dimiliki
- Kebutuhan penghargaan dan harga diri
- Kebutuhan aktualisasi diri
- Kebutuhan estetika
- Teori Rogers, menyatakan bahwa terdapat 3 kondisi internal pribadi yang kreatif, yaitu:
- Keterbukaan terhadap pengalaman
- Kemampuan untuk menilai situasi sesuai patokan pribadi seseorang
- Kemampua untuk bereksperimen, untuk ‘bermain’ dengan konsep-konsep
- Teori czikszentmihalyi
- Ciri pertama yang memudahkan tumbuhnya kreativitas adalah predisposisi genetis . contoh seorang yang sistem sensorinya peka terhadap warna lebih mudah menjadi pelukis, peka terhadap nada lebih mudh menjadi pemusik
- Minat pada usia dini pada ranah tertentu.
- Akses terhadap suatu bidang
- Access to a field
- Orang-orang kreatif di tandai danya kemampuan mereka yang luar biasa untuk menyesuaikan diri terhadap hampir setiap situasi dan untuk melakukan apa yang perlu
- Ciri-ciri kemampuan berfikir kreatif
Guilford , menyatakan bahwa ciri-ciri utama kreativitas dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:
- Ciri bakat(aptitude trait)
- Kelancaran
- Kelenturan
- Orisinalitas
- Kemampuan mengebolarisasi
- Ciri non-bakat (non-aptitude trait)
Dapat diukur dengan inventori dan/ atau skala yang mengarah pada pengukuran pribadi yang kreatif.
- HUBUNGAN KREATIVITAS DENGAN INTELEGENSI
- Pengertian Intelegensi dan Kognisi
- Pengertian Intelegensi
Dalam membahas fungsi otak terdapat dua pendekatan yaitu pendekatan psikometri dan pemrosesan informasi. Pendekatan psikometri melahirkan istilah Intelegensi dan IQ dan pendekatan pemrosesan informasi melahirkan istilah kognisi.
Konsepsi intelegensi yang di ukur melalui faktor-faktor sebagai kemampuan yang tersembunyi mengalami perkembangan. Perkembangan konsepsi tentang intelegensi di mulai dari pandangan Terman yang mengatakan bahwa intelegensi bersifat tunggal terdiri dari satu faktor saja yaitu kecerdasan umum. Selanjutnya Charles Sperman menemukan adanya dua faktor utama dalam intelegensi yaitu faktor g dan faktor s. Pandangan yang lebih representatifyang menggabarkan perbedaan-perbedaan individual adalah pandangan Thurstone. Ia berpendapat bahwa Intelegensi terdiri dari faktor yang jamak mencakup tujuh kemampuan mental utama, yaitu:
- Pemahaman verbal, kemampuan ini biasanya di ukur melalui tes-tes kosa kata
- Kecepatan verbal , kemampuan ini biasanya di ukur melalui tes-tes yang menuntutmenghasilkan kata-kata secara cepat dan tepat
- Bilangan, kemampuan ini biasanya diukur melalui pemecahan masalh-masalah aritmatika
- Visualisasi spasial, kemampuan ini biasanya diukur dengan tes-tes yang menuntut manipulasi mental atas simbol-simbol atau bangunan geometris
- Ingatan, kemampuan ini biasanya diukur melalui tes mengingat kembali kata-kata atau kalimat yang di hafal dari gambar-gambar yang di sertai keterangan gambar
- Pemikiran, kemampuan ini biasanya di ukur melalui tes-tes analogi-analogi
- Kecepatan , kemampuan ini biasanya di ukur melalui tes-tes yang menuntut pengenalan simbol-simbol secara cepat
Pakar lain yang mengembangkan konsep tentang intelegensi adalah Guilford , yang terkenal teorinya dengan istilah struktur intelek . Guilford menyimpulkan bahwa intelegensi memiliki 180 kemampuan. Teori SOI Guilford tersebut merupakan perluasan secara komprehensif dari teori faktor jamak dari Thurstone, dan memiliki tiga dimensi yaitu:
- Dimensi operasi, mencakup lima aspek yang terlibat dalam pemrosesan informasi, yaitu :kognisi, operasi produk konvergen, operasi produk divergen, memori dan evaluasi
- Dimensi produk, memiliki enam bentuk organisasi produk dalam informasi yang di proses individu , meliputi: unit, kelas, relasi,sistem, transformasi, implikasi
- Dimensi isi atau konten, semula terdiri dari lima aspek, yaitu: visual, pendengaran, simbolik,semantik, dan perilaku
- Pengertian kognisi
Menurut Darlene V. Howard bagaimana pandangan dari pendekatan kognisi dapat di kemukakan sebagai berikut:
Pertama, pendekatan kognisi lebh menekankan pada cara mengetahui dan bukan cara memberikan respon.
Kedua, pendekatan kognisi lebih menekankan pada struktur mental atau pengaturan/ pengorganisasian.
Ketiga, pendekatan kognisi mempersepsikan individu sebagai mahluk yang aktif, konstruktif, berencana dan bukan mahluk yang pasif menerima stimulus daari lingkungan.
Teori pemrosesan-informasi
Pemrosesan informasi merupakan suatu sistem yang terdiri dari tiga sub sistem yaitu:
- Fungsi regiter sensorik, berfungsi mennyimpan informasi yang berbentuk stimulus baik yang bersifat visual,auditory dan tactile berdasarkan kejadian yang dialami.
- Fungsi memori yang bekerja , berfungsi mempertahankan informasi dan memiliki karakteristik yang terpenting yaitu terbatasnya kapasitas
- Fungsi memori jangka panjang, berfungsi menyimpan secara pemanen keseluruhan pengetahuan individu.
- Pengertian metakognisi
Menurut Baker dan Brown terdapat dua macam tipe metakognisi yaitu:
- Pengetahuan tentang kognisi, bersifat stabil sepanjang waktu . pengetahuan kognisi merupakan suatu bentuk pengetahuan yang deklaratif. Baker dan Brown juga berpendapat bahwa pengetahuan kognisi berkembang terlambat di banding usianya dan menjadi lebih sempurna pada usia yang lebih tua.
- Pengaturan kognisi, bersifat tidak stabil dan merupakan mekanisme pertahanan diri yang di gunakan oleh siswa yang aktif selama memecahkan masalah.
Donald Miechenbeum dan koleganya menguraikan metakognisi sebagai ‘‘kesadaran seseorang tentang proses kognisi mereka sendiri dan bagaimana proses itu bekerja’’
Metakognisi meliputi tiga macam pengetahuan , yaitu:
- Pengetahuan deklaratif,pengetahuan (yang dapat di nyatakan secara verbal)
- Pengetahuan prosedural, pengetahuan (mengenai cara melakukan sesuatu)
- Pengetahuan kondisional, pengetahuan ( mengenai mengapa dan kapan)
Pengetahuan metakognisi di gunakan untuk mengatur berfikir dan belajar.
Terdapat tiga macam keterampilan yang esensial dalam metakognisi,yaitu:
- Perencanaan
- Monitor
- Evaluasi
Selanjutnya menurut Eggen dan Khauchak metakognisi meliputi:
- Pengetahuan atau kesadaran seseorang tentang proses kognisi mereka.
- Kemampuan menggunakan mekanisme pengaturan diri untuk mengontrol proses kognisi.
2 . Keterkaitan Kreativitas dengan Intelegensi
Keterkaitan antara kreativitas dengan intelegensi dapat juga di lihat dari konsepsi Clark tentang keberbakatan. Menurut clark (1986) yang mengutip pandangan Jung (1964)kreativitas merupakan aktualisasi fungsi dasar manusia yaitu : berpikir, merasa, mengindera dan intuisi. Kreativitas sebagai ekspresi tertinggi keberbakatan dan yang bersifat terintegrasikan, yaitu sintesa dari semua fungsi dasar manusia:
- Berpikir rasional
- Penginderaan , yaitu kondisi bakat yang mencipta produk baru
- Rasa, yaitu kondisi emosional yang di lepaskan agar menghasilkan respon emosional
- Intuisi, yaitu kesadaran yang tertinggi yang digali dari alam bawah sadar dan bukan rasio , dan di kembangkan untuk mencapai pencerahan.
Pandangan clark tersebut dapat di gambarkan sebagai berikut:
- KETERKAITAN ANTARA BELAJAR YANG BERMAKNA DENGAN KREATIVITAS DAN DENGAN SELF-REGULATED LEARNING SERTA DENGAN PRESTASI AKADEMIK
- Teori yang mendasari
Teori yang mendasari keterkaitan antar variabel-variabel tersebut adalah teori kondisi siaga(arousal). Arousal adalah pengaktifan otak dan tubuh . bila seseorang dalam keadaan siaga, tubuh dan otak dalam kondisi siap untuk melakukan tigkah laku adaptif
Terdapat dua sistem utama siaga, yaitu sistem pembangkit korteks dan sistem syaraf otonom. Dalam korteks terdapat sistem pengaktifan retikular (the automatic nervous system,disingkat RAS) yang bertanggug jawab secara luas terhadap kondisi arousal. Sedang sistem syaraf otonom berfungsi mngaktifkan tubuh menjadi siaga.
- Keterkaitan belajar yang bermakna dengan kreativitas
- Keterkaitan belajar yang bermakna dengan SRL
Kinerja puncak tercapai karena adanya belajar yang bermakna, maka selruh aspek mental dapat di berdayakan termasuk metakognisinya.ini berarti apabila siswa mengalami belajar yang bermakna SRL dapat di aktualisasikan , sehingga siswa mampu menentukan strategi apa , kapan, bagaimana dan mengapa di terapkan
- keterkaitan belajar yang bermakna dengan prestasi akademik
Apabila kinerja puncak tercapai karena adanya belajar yang bermakna, maka korteks akan menganal dengan cepat stimulus-stimulus, dan memproses secara efisien seluruh informasi yang masuk. Siswa yang mengalami kinerja puncak akan dapat memahami hubungan bagian pengetahuan yang satu dengan yang lain, mengintegrasikan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang telah dimiliki, akhirnya menguasai pengetahuan yang di pelajari dan dapat menstransfer ke bidang yang lain. Dengan demikian tercapainya kondisi kinerja puncak sebagai dampak adanya belajar yang bermakna, pertasi akademik dapat ditingkatkan
- Keterkaitan kreativitas dengan SRL
SRL memerlukan proses eksekutif tingkat tinggi dalam perencanaan, monitoring dan evaluasi performansi tugas. Proses ini dapat dilaksanakan oleh metakomponen yang berperan dalam kreativitas Singh (1990) menjelaskan perbedaan antara belajar yang menggunakan SRL,dengan belajar yang berdasarkan pengarahan guru (teacher-directed learning, disingkat TDL) . perbedaan ini dapat dilihat pada tebel berikut ini.
No
|
SRL
|
No
|
TDL
| |||
1.
|
Kebebasan, individualitas
|
1.
|
Konformitas dan inovasi, eksperimen, kepatuhan
| |||
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
|
Kerjasama dan interaksi dengan kadar yang tinggi antar anggota kelompok
Pembuatan keputusan percaya pada diri sendiri
Tanggung jawab untuk belajar sendiri
Berpikir divergen , pendekatan induktif
Motivasi intrinsik yang terus menerus
Self-evaluation, self-monitoring, self-reinforcement
Pendekatan pemecahan masalah
Integrasi dari multimedia dan inter disiplin pengetahuan metakognisi
|
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
|
Persaingan antar anggota kelompok dengan kadar interaksi yang minimal
Percaya pada yang berwenang membuat keputusan
Tergantung pada pengarahan guru
Berpikir konvergen, pendekatan, deduktif
Motivasi ekstrinsik
Evaluasi berdasarkan guru
Pertanyaan dan jawaban diskusi, keterbatasan silabus
Buku teks, ketentuan-ketentuan dalam materi pembelajaran kognisi menghindarkan resiko
|
Devito (1989) berpendapat bahwa bepikir divergen dan konvergen merupakan satu kesatuan yang tidak dapat di pisahkan bahkan justru membangun suatu sinergi. Keterpaduan secara sinergi antara berpikir divergen dan konvergen di visualisasikan dalam gambar di bawah ini.
Model konvergen-divergen adalah suatu proses perluasan ide-ide, seleksi, alternatif pemecahan masalah dan pengujian atau evaluasi seleksi, kemudian kembali ke proses divergen untuk tingkat perluasan, seleksi dan pengujian seleksi yang baru.
BAB III Pengambilan data
- Alat :
- Kertas HVS
- Pensil Warna
- Pensil 2B
- Penghapus
- Rautan Pensil
- Subjek : Anak laki-laki dan perempuan usia 13-15 tahun
BAB IV Hasil
Hasil analisis gambar anak perempuan :
NO
|
NAMA
|
USIA
|
BANYAK WARNA
|
BANYAK BENTUK
|
TEMA GAMBAR
|
1.
|
ELSA YASIH
|
13 TAHUN
|
9
|
5
|
PEMANDANGAN
|
2.
|
FIKA ISMIYANTI
|
13 TAHUN
|
11
|
9
|
PEMANDANGAN
|
3.
|
MITA
|
13 TAHUN
|
11
|
4
|
KALIGRAFI
|
4.
|
NURUL AHDAWIYAH
|
13 TAHUN
|
10
|
12
|
PEMANDANGAN
|
5..
|
TATU NUR AFIFAH
|
14 TAHUN
|
7
|
7
|
PEMANDANGAN
|
6.
|
ANISA SERLY
|
14 TAHUN
|
8
|
6
|
BUNGA
|
7.
|
SUCI WULANDARI
|
14 TAHUN
|
9
|
6
|
PEMANDANGAN
|
8..
|
WIDA HARYANI
|
14 TAHUN
|
11
|
8
|
PEMANDANGAN
|
9.
|
NURUL MUIZAH
|
14 TAHUN
|
10
|
8
|
PEMANDANGAN
|
10.
|
RESTI DIAN
|
14 TAHUN
|
5
|
6
|
KALIGRAFI
|
11.
|
PRALAMPITA
|
14 TAHUN
|
6
|
9
|
PEMANDANGAN
|
12.
|
RATNA MUTIA
|
15 TAHUN
|
7
|
8
|
PEMANDANGAN
|
13.
|
URANI
|
15 TAHUN
|
4
|
7
|
BUNGA
|
14.
|
BELINDA AULIA
|
15 TAHUN
|
9
|
9
|
PEMANDANGAN
|
15.
|
PRISMANINGTYAS
|
15 TAHUN
|
5
|
9
|
BUNGA
|
Hasil analisis gambar anak laki-laki :
NO
|
NAMA
|
USIA
|
BANYAK WARNA
|
BANYAK BENTUK
|
TEMA GAMBAR
|
1.
|
ASEP WAHYUDIN
|
13 TAHUN
|
6
|
5
|
RUMAH
|
2.
|
SAMSUL
|
13 TAHUN
|
2
|
3
|
RUMAH
|
3.
|
HERNANDI
|
14 TAHUN
|
12
|
4
|
BUNGA
|
4.
|
SUHARDI
|
14 TAHUN
|
3
|
5
|
KALIGRAFI
|
5..
|
DEDI SURYADI
|
14 TAHUN
|
12
|
4
|
KALIGRAFI
|
6.
|
ADITYA HERMADI
|
14 TAHUN
|
8
|
5
|
KALIGRAFI
|
7.
|
BILY YOGA
|
15 TAHUN
|
10
|
7
|
KALIGRAFI
|
8..
|
ILHAM SAPUTRA
|
15 TAHUN
|
11
|
6
|
PEMANDANGAN
|
9.
|
ARYO DISA
|
15 TAHUN
|
7
|
9
|
KALIGRAFI
|
10.
|
RASHDA BINTANG
|
15 TAHUN
|
9
|
4
|
KALIGRAFI
|
11.
|
LUQMAN AHMAD
|
15 TAHUN
|
6
|
3
|
PEMANDANGAN
|
12.
|
TRI AGUNG
|
15 TAHUN
|
11
|
5
|
PEMANDANGAN
|
13.
|
ANDYKO
|
15 TAHUN
|
13
|
8
|
KALIGRAFI
|
14.
|
IMAM FAUZI
|
15 TAHUN
|
8
|
6
|
PEMANDANGAN
|
15.
|
ANDESTA PUTRA
|
15 TAHUN
|
10
|
7
|
PEMANDANGAN
|
80% wanita menggunaka lebih banyak warna, lebih banyak variasi bentuk, dan memiliki tema yang lebih jelas sedangkan 20% wanita tetap menggunakan banyak warna tetepi bentuk dan tema lebih sederhana.
70% laki-laki menggunakan warna lebih sedikit dari wanita serta variasi bentuk lebih sederhana dan tema kuran jelas. Sedangkan 30% laki-laki menggunakan lebih banyak warna, bentuk lebih kompleks dan tema lebih jelas di banding sebagian besar laki-laki.
BAB V Kesimpulan
Analisis data dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan terhadap kemampuan motorik halus anak dalam kegiatan menggambar dengan media kertas HVS dengan menggunakan pensil 2B dan pensil warna. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan kreativitas anak melalui kegiatan menggambar bebas pada anak laki-laki dan perempuan di usia 13-15 tahun.
Semua anak mempunyai potensi untuk kreatif, walaupun tingkat kreativitasnya berbeda-beda. Kreativitas merupakan proses mental yang unik, suatu proses yang semata-mata dilakukan untuk menghasilkan sesuatu yang baru, berbeda, dan orisinil. Kreativitas seorang anak bisa muncul jika terus diasah sejak dini. kreativitas dapat berupa seni, kesustraan, produk ilmiah, atau mungkin bersifat prosedural atau metodologis. Menggambar adalah salah satu yang dapat mengembangkan kreativitas anak usia dini.
Menggambar adalah kegiatan untuk mewujudkan angan-angan (pikiran, perasaan) berupa hasil goresan benda runcing (pensil, pena, crayon, kapur, dan lain-lain) pada permukaan bidang datar (kertas, papan, dinding, dan sebagainya), yang hasilnya lebih mengutamakan tampilnya unsur garis. Dengan menggambar anak mampu mewujudkan keterampilan, mengungkapkan ide-ide, gagasan, pengalaman, pengamatan kedalam goresan garis, bentuk, warna, sesuai alat gambar yang digunakannya yang membuat anak menjadi lebih kreatif.
Sebagai seorang guru ataupun orang tua bagi anak, hendaknya mendukung agar kreativitas anak tetap terus berkembang. Untuk membuat anak kreatif maka orangtuapun harus kreatif. Sebagai guru ataupun orang tua harus kreatif mendidik anak agar anak memiliki inisiatif dalam melakukan sesuatu. Dalam mengembangkan kreativitas anak dalam menggambar hendaknya harus mengetahui caranya agar kreativitas anak tidak terhambat.
Rentang usia 13-15 anak mulai mengasah kemampuannya dalam bidang kreatifitas dan dan sudah bisa menuangkan ide, gagasan, dan pendapatnya ke dalam suatu media.
Dari hasil penelitian dapat di simpulkan bahwa wanita lebih kreatif dibandingkan dengan dengan lai-laki pada usia 13-15 tahun.
Daftar pustaka
Stenberg, R.J. (1988). The nature of creativity : Contemporary psychological perspective. New York: Cambridge University Press
Stenberg, R.J. & Lubart, T.I (1995). Defying the crowd: Cultivating creativity in culture of comformity.New york: the free pass
Stenberg,B.J. & O’Hara,L.A (1999). Creativity and Intelligence.Dalam Robert J. Sternberg(Ed). Handbook of creativity. Cambridge University Press (251-272).
Utami Munandar, S.C. (1977). Creativity and education. Disertai Doktor , Universitas Indonesia. Jakarta : departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Utami Munandar, S.C.(1977). Mengembangkan bakat dan kreativitas anak sekolah. Petunjuk bagi para guru dan orang tua. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.
Utami Munandar,S.C. (1988a). Laporan Penelitian Standarisasi Tes Kreativitas Verbal Bentuk Paralel (P1&P2). Jakarta : Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.
Utami Munandar,S.C. (1988b). Laporan Penelitian Standarisasi Tes Kreativitas Figural. Jakarta : Fakultas Psikologi Universitas Indonesia
Utami Munandar,S.C. (1999). Kreativitas & Keberbakatan : Strategi mewujudkan potensi kreatif & bakat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Vermunt, J.D.H.M. & Van Rijswijk, F.A.W.M (1988). Analysis and development of student skill in self-regulated learning. Higher Education 31:25-50.
Vermunt, J.D.H.M. (1996). Metacognitive, coqnitive abd affective aspect of learning stylesand strategies: A phenomegraphic analysis. Higher Education 31: 25-50.
Lampiran
Salah satu contoh gambar anak perempuan
Salah satu contoh gambar anak laki-laki
Beberapa contoh lain
Tidak ada komentar:
Posting Komentar