TUGAS PSIKOTERAPI MINGGU ke 1
“PSIKOTERAPI''
http://baak.gunadarma.ac.id/
NAMA: YOLANDA EKA PUTRI
KELAS: 3pa06
NPM: 1C514447
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GUNADARMA
a. Pengertaian
Psikoterapi
Watson
& Morse (1977) Bentuk khusus dari interaksi antara dua orang, pasien dan
terapis, pada mana pasien memulai interaksi karena ia mencari bantuan
psikologik dan terapis menyusun interaksi dengan mempergunakan dasar psikologik
untuk membantu pasien meningkatkan kemampuan mengendalikan diri dalam
kehidupannya dengan mengubah pikiran, perasaan dan tindakannya,
Corsini (1989) Psikoterapi adalah
proses formal dari interaksi antara dua pihak, setiap pihak biasanya terdiri
dari satu oran, tetapi ada kemungkinan terdiri dari dua orang atau lebih pada
setiap pihak, dengan tujuan memperbaiki keadaan yyang tidak menyenangkan
(distress) pada salah satu dari kedua pihak karena ketidakmampuan atau
malafungsi pada salah satu dari bidang-bidang berikut: fungsi kognitif
(kelainan pada fungsi berfikir), fungsi afektif (penderitaan atau kehidupan
emosi yang tidak menyenangkan) atau fungsi perilaku (ketidaktepatan perilaku);
dengan terapis yang memiliki teori tentang asal-usul kepribadian, perkembangan,
mempertahankan dan mengubah bersama-sama dengan beberapa metode perawatan yang
mempunyai dasar teori dan profesinya diakui resmi untuk bertindak sebagai
terapis.
Ivey & Simek-Downing (1980)
Psikoterapi adalah proses jangka panjang, berhubungan dengan upaya
merekonstruksi seseorang dan perubahan yang lebih besar pada struktur
kepribadian.
Lewis R. Worberg M.D. Dalam bukunya
yang berjudul The Technique Psychotherapy,mengatakan psikoterapi adalah
perasaan dengan menggunakan alat-alat psikologi terhadap permasalahan yang
berasal dari kehidupan emosional dimana seorang ahli secara sengaja menciptakan
hubungan profesional dengan pasien yang bertujuan ; menghilangkan, mengubah
atau menurunkan gejala-gejala yang ada. Memperantarai (perbaikan) pola tingkah
laku yang rusak. Meningkatkan pertumbuhan serta perkembangan kepribadian yang
positif. Abdul Aziz (dalam library walisongo, 2005)
C. P. Chaplin Dalam bukunya yang
diterjemahkan oleh Dr. Kartini Kartono mengatakan bahwa psikoterapi adalah
penyembuhan lewat keyakinan agama dan diskusi personal dengan para guru ataupun
teman. M. Hamdani Bakran Adz-Dzaky (dalam library walisongo, 2005)
Wolberg (1967 dalam
Phares dan Trull 2001), mengungkapkan bahwa psikoterapi merupakan
suatu bentuk perlakuan atau tritmen terhadap masalah yang sifatnya emosional.
Dengan tujuan menghilangkan simtom untuk mengantarai pola perilaku yang
terganggu serta meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan pribadi yang positif.
b. Perbedaan
Psikoterapi dengan Konseling
Corsini
(1989) konseling dan psikoterapi bukan berbeda secara kualitatif tetapi
perbedaannya pada tingkat kuantitatif
Sedangkan perbedaan konseling dan
psikoterapi, dikutip uraian dari Brammer & Shostrom (1977) dan Thompson
& Rudolph (1983) di bawah ini :
Brammer & Shostrom (1977) mengemukakan
bahwa :
1. Konseling ditandai oleh adanya
terminology seperti : “educational, vocational, supportive, situational,
problem solving, conscious awerness, normal, present-time dan short-term.
2. Sedangkan psikoterapi
ditandai oleh “supportive (dalam keadaan krisis), reconstructive,
depthemphasis, analytical, focus on the past, neurotics and other severe
emotional problems and long-tern”.
Konseling dan psikoterapi merupakan
intervensi yang dilakukan oleh orang ahli untuk orang yang datang padanya. Keduanya
merupakan interaksi antara seorang profesional dengan orang yang minta
bantuan profesinya, baik konseling maupun psikoterapi merupakan proses
persuasi.
Corey (1988) mendefinisikan
perbedaan konseling dan konselor sebagai berikut :
ψ Konseling
-
peningkatan kesadaran dan kemungkinan memilih
-
berjangka pendek
-
difokuskan pada masalah
-
membantu individu untuk menyingkirkan hal-hal yang menghambat
pertumbuhannya
-
individu dibantu untuk menemukan sumber-sumber pribadi agar bisa hidup lebih
efektif
ψ Psikoterapi
-
Difokuskan pada proses-proses tak sadar
-
Berurusan dengan pengubahan struktur kepribadian
-
Mengarah pada pemahaman diri yang intensif tentang dinamika-dinamika yang bertanggung
jawab atas terjadinya krisis-krisis kehidupan ketimbang hanya berurusan dengan
usaha mengatasi krisis kehidupan tertentu.
Perbedaan konseling dan psikoterapi
didefinisikan oleh Pallone (1977) dan Patterson (1973) yang dikutip oleh
Thompson dan Rudolph (1983), sebagai berikut:
4. Menurut
J.P. Chaplin pendekatan psikoterapi terhadap mental illness
yaitu :
a)
Biological
Meliputi keadaan mental organik,
penyakit afektif, psikosis dan penyalahgunaan zat. Menurut Dr. John Grey,
Psikiater Amerika (1854) pendekatan ini lebih manusiawi. Pendapat yang
berkembang waktu itu adalah penyakit mental disebabkan karena kurangnya
insulin.
b)
Psychological
Meliputi suatu peristiwa pencetus
dan efeknya terhadap perfungsian yang buruk, sekuel pasca-traumatic, kesedihan
yang tak terselesaikan, krisis perkembangan, gangguan pikiran dan respon
emosional penuh stres yang ditimbulkan. Selain itu pendekatan ini juga meliputi
pengaruh sosial, ketidakmampuan individu berinteraksi dengan lingkungan dan
hambatan pertumbuhan sepanjang hidup individu.
c)
Philosophic
Kepercayaan terhadap martabat dan
harga diri seseorang dan kebebasan diri seseorang untuk menentukan nilai dan
keinginannya. Dalam pendekatan ini dasar falsafahnya tetap ada, yakni menghagai
sistem nilai yang dimiliki oleh klien, sehingga tidak ada istilah keharusan
atau pemaksaan.
BENTUK UTAMA DARI TERAPI SUPPORTIVE,
REEDUCATIVE, RECONSTRUCTIVE
a.
Terapi supportive
Suatu terapi yang tidak merawat atau
memperbaiki kondisi yang mendasarinya, melainkan meningkatkan kenyamanan
pasien.
Ψ Penyembuhan
Supportif (Supportive Therapy)
Merupakan
perawatan dalam psikoterapi yang mempunyai tujuan untuk :
1) Memperkuat
benteng pertahanan (harga diri atau kepribadian)
2) Memperluas
mekanisme pengarahan dan pengendalian emosi atau kepribadian
3) Pengembalian
pada penyesuaian diri yang seimbang.
Penyembuhan supportif ini dapat
menggunakan beberapa metode dan teknik pendekatan, diantaranya :
1) Bimbingan
(Guidance)
2) Mengubah
lingkungan (Environmental Manipulation)
3) Pengutaraan
dan penyaluran arah minat
4) Tekanan
dan pemaksaan
5) Penebalan
perasaan (Desensitization)
6) Penyaluran
emosional
7) Sugesti
8) Penyembuhan
inspirasi berkelompok (Inspirational Group Therapy)
b.
Terapi Reedukatif
Ψ Penyembuhan Reedukatif
(Reeducative Therapy)
Suatu metode penyembuhan yang
mempunyai bertujuan untuk mengusahakan penyesuaian kembali, perubahan atau
modifikasi sasaran/tujuan hidup, dan untuk menghidupkan kembali potensi. Adapun
metode yang dapat digunakan antara lain :
1) Penyembuhan
sikap (attitude therapy)
2) Wawancara
(interview psychtherapy)
3) Penyembuhan
terarah (directive therapy)
4) Psikodrama
c.
Terapi Rekonstruktif
Ψ Penyembuhan Rekonstruktif
(Reconstructive Therapy)
Penyembuhan rekonstruktif mempunyai
tujuan untuk menimbulkan pemahaman terhadap konflik yang tidak disadari agar
terjadi perubahan struktur karakter dan untuk perluasan pertunbuhan kepribadian
dengan mengembangkan potensi. Metode dan teknik pendekatannya antara lain :
1) Psikoanalisis
2) Pendekatan
transaksional (transactional therapy)
3) Penyembuhan
analitik berkelompok
c. Tujuan
Psikoterapi
Berikut ini akan diuraikan mengenai tujuan dari psikoterapi
secara khusus dari beberapa metode dan teknik psikoterapi yang banyak
peminatnya, dari dua oran tokoh yakni Ivey, et al (1987) dan Corey (1991):
Tujuan psikoterapi dengan pendekatan psikodinamik, menurut
Ivey, et al (1987): membuat sesuatu yang tidak sadar menjadi sesuatu yang disadari.
Rekonstruksi kepribadiannya dilakukan terhadap kejadian-kejadian yang sudah
lewat dan menyusun sintesis yang baru dari konflik-konflik yang lama.
Tujuan psikoterapi dengan pendekatan psikoanalisi, menurut
Corey (1991): membuat sesuatu yang tidak sadar menjadi sesuatu yang disadari.
Membantu klien dalam menghidupkan kembali pengalaman-pengalaman yang sudah
lewat dan bekerja melalui konflik-konflik yang ditekan melalui pemahaman
intelektual.
Tujuan psikoterapi dengan pendekatan Rogerian, terpusat pada
pribadi, menurut Ivey, et al (1987): untuk memberikan jalan terhadap potensi
yang dimiliki seseorang menemukan sendiri arahnya secara wajar dan menemukan
dirinya sendiri yang nyata atau yang ideal dan mengeksplorasi emosi yang
majemuk serta memberi jalan bagi pertumbuhannya yang unik.
Tujuan psikoterapi pada pendekatan terpusat pada pribadi,
menurut Corey (1991): untuk memberikan suasana aman, bebas, agar klien
mengeksplorasi diri dengan enak, sehingga ia bisa mengenai hal-hal yang
mencegah pertumbuhannya dan bisa mengalami aspek-aspek pada dirinya yang
sebelumnya ditolak atau terhambat.
Tujuan psikoterapi dengan pendekatan behavioristik, menurut
Ivey, et al (1987): untuk menghilangkan kesalahan dalam belajar dan untuk
mengganti dengan pola-pola perilaku yang lebih bisa menyesuaikan.
Sehubung dengan terapi behavioristik ini, Ivey, et al (1987)
menjelaskan mengenai tujuan pada terapi kognitif-behavioristik, yakni:
menghilangkan cara berfikir yang menyalahkan diri sendiri, mengembangkan cara
memandang lebih rasional dan toleran terhadap diri sendiri dan orang lain.
Corey (1991) merumuskan mengenai kognitif-behavioristik dan
sekaligus rasional-emotif terapi dengan: menghilangkan cara memandang dalam
kehidupan pasien yang menyalahkan diri sendiri dan membantunya memperoleh
pandangan dalam hidup secara rasional dan toleran.
Tujuan psikoterapi dengan metode dan teknik Gestalt,
dirumuskan oleh Ivey, et al (1987): agar seseorang menyadari mengenai
kehidupannya dan bertanggung jawab terhadap arah kehidupan seseorang.
Corey (1991) merumuskan tujuan terapi Gestalt: membantu
klien memperoleh pemahaman mengenai saat-saat dari pengalamannya. Untuk
merangsang menerima tanggung jawab dari dorongan yang ada di dunia dalamnya
yang bertentangan dengan ketergantungannya terhadap dorongan-dorongan dari
dunia luar.
Dapat disimpulkan bahwa beberapa tujuan psikoterapi antara
lain :
Perawatan akut (intervensi krisis dan stabilisasi)
Rehabilitasi (memperbaiki gangguan perilaku berat)
Pemeliharaan (pencegahan keadaan memburuk dijangka panjang)
Restrukturisasi (meningkatkan perubahan yang terus menerus
kepada pasien).
UNSUR-UNSUR PSIKOTERAPI
Masserman (Karasu 1984) telah melaporkan tujuh “parameter
pengaruh” dasar yang mencakup unsur-unsur lazim pada semua jenis psikoterapi.
Dalam hal ini termasuk :
Peran sosial (martabat) psikoterapis,
Hubungan (persekutuan terapeutik),
Hak,
Retrospeksi,
Re-edukasi,
Rehabilitasi,
Resosialisasi dan rekapitulasi.
Unsur – unsur psikoterapeutik dapat dipilih untuk
masing-masing pasien dan dimodifikasi dengan berlanjutnya terapi. Ciri-ciri ini
dapat diubah dengan berubahnya tujuan terapeutik, keadaan mental dan kebutuuhan
pasien.
d. Daftar
Pustaka
Fadlina, S. (2007). Laporan praktek kerja profesi apotek
kimia farma no. 107 Medan. USU e- Repository 2008Diakses dari http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14351/1/063202129.pdf
Gunarsa, Singgih D. 1996. Konseling dan Psikoterapi.
Jakarta : BPK Gunung Mulia.
Sylvia D. Elvira Diakses tanggal 19 Maret 2014
Diakses darihttp://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=6&ved=0CFsQFjAF&url=http%3A%2F%2Fxa.yimg.com%2Fkq%2Fgroups%2F20899393%2F125933547%2Fname%2FPsikoterapi.doc&ei=Wu4oU6CoOMLtrAervoG4Aw&usg=AFQjCNExih8fJQkIWWpEQh0oodRDtCCqrA&sig2=s8cMhb577DfXAxTKsgovwA
Diakses tanggal 19 Maret 2014 Diakses darihttp://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/2/jtptiain-gdl-s1-2005-emisulastr-66-Bab-2.pdf
Diakses tanggal 19 Maret 2014 Diakses
dariocw.usu.ac.id/.../pkl_142_slide_intervensi_dalam_psikologi_klinis.pdf